Judul Novel
: Pulang
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Tahun Terbit
: 2015
Tebal : 400 halaman
Sinopsis
Buku:
“Aku tahu sekarang, lebih banyak luka dihati bapakku
dibanding di tubuhnya. Juga mamakku, lebih banyak tangis dihati mamak dibanding
matanya.”
Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan
demi pertarungan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit.
***
Pulang,
Sebuah kata
yang terlintas dibenak kita, ketika kita ingin kembali. Ketika kita sudah rindu
dan lelah akan sebuah perjalanan, pulanglah menjadi tujuan kita selanjutnya.
Dikisahkan Bujang
atau Babi Hutan atau Agam. Itulah sederet nama yang menghiasi salah satu tokoh
di Novel Pulang ini. Satu orang dengan banyak nama. Ya begitulah, sekiranya
jika anda membaca tulisan ini. Seorang putra
dari samad dan midah, yang tinggal di Rimba
Bukit Barisan sumatera. Kehidupan mereka
yang sederhana dan jauh dari perkotaan, Membuat bujang tidak pernah mengenyam
bangku sekolah. Namun, midah tidak pernah menyerah untuk mengajarkan anaknya.
mulai dari berhitung, membaca, adzan,sholat dan mengaji. Walupun kadang samad
sering memarahi bahkan melecut bujang
dengan rotan ketika dia melihat bujang sedang belajar agama.
Suatu hari
datanglah rombongan dari kota yang dipimpin oleh sahabat samad yaitu Tauke Muda.
Mereka datang dengan misi untuk menagkap babi hutan yang sering menganggu
perkebunan warga. Dalam misi ini Tauke Muda, tertarik mengajak bujang untuk
ikut bersamanya. Samad pun menyetujui, dan mengizinkan bujang untuk pergi. Namun,
midah sang Mamak melarang Bujang untuk pergi, dia takut jika terjadi sesuatu
terhadap bujang. Setelah Samad membujuk Midah dia pun menyetujuinya, dengan
syarat Bujang hanya boleh Menonton tanpa ikut memburu.
Perburuan
pun dimulai, semua berjalan dengan lancar hingga tiba saatnya ketika keluar seekor
Babi Hutan Raksasa yang mengancam jiwa Bujang dan Tauke muda. Bujang yang tetap
menjaga janjinya kepada sang Mamak . Akhirnya dilanggar, karena posisi mereka pada
waktu itu terancam. Namun, dengan sigap Bujang berhasil mengalahkan babi hutan
Raksasa tersebut.
Mungkin
inilah yang digambarkan oleh penulis diawal kita membaca Novel Pulang ini,
“jika manusia memiliki lima emosi, yaitu bahagia,
sedih, takut, jijik, dan kemarahan, aku hanya memiliki empat emosi. Aku tidak
punya rasa takut.”
Rasa takut
itu hilang ketika menghadapi sesuatu yang mengancam jiwa, bahkan janji yang
dibuat pun bisa dilanggar ketika kita berada diposisi tersulitkan.
Setelah perburuan
selesai, bujang diajak ikut kekota oleh Tauke Muda dan diangkat menjadi
anaknya. Dengan berat hati Samad dan Midah merelakan Bujang untuk ikut kekota
bersama Tauke Muda. Satu janji sang Mamak kepada Bujang “jangan pernah memakan daging babi atau anjing, jangan pula menyentuh
tuak dan segala minuman haram “. Setelah sepakat Bujang pun diajak ke kota
Provinsi. Lebih tepatnya ke rumah Tauke Muda. Dengan suasana rumah yang besar. Didalam
keluarga tersebut Tauke Muda dipanggil Tauke Besar, atau seorang pemimpin
dikeluarga Tong. Karena dia telah menggantikan posisi ayahnya atau Tauke Besar
yang telah meninggal.
Di Novel ini diceritakan pula tentang Shadow Economy. Entahlah ketika saya
membaca nya jujur saya merasa ibarat dikaitkan dengan situasi sekarang ini. Keluarga
Tong merupakan keluarga penguasa Shadow
Economy, dimana mereka ini bukan mafia, triad, yakuza atau apapun.
Ada dua tokoh penting yang
dikisahkan dalam keluarga Tersebut yaitu Kopong, seorang kepala tukang pukul. Yang
kedua Mansur, seorang kepala keuangan, logistik, dan lain-lain.
Di rumah keluarga Tong, Bujang bertemu dengan Basyir,
yaitu seorang pemuda keturunan Arab. Basyir bertugas sebagai Tukang Pukul. Setiap
harinya Basyir selalu bercerita kepada Bujang tentang aksinya. Hal tersebut
membuat Bujang tertarik untuk mengikuti jejak Basyir sebagai Tukang Pukul. Namun,
Tauke Besar melarang Bujang untuk mengikuti jejak tersebut. Dia lebih menyuruh bujang untuk sekolah
mengejar ketertinggalannya, dia berkeinginan agar Bujang menjadi penerus
keluarga Tong kelak. Awalnya bujang menolak. Namun, perlahan-lahan dia mau
menuruti permintaan Tauke Besar. Bahkan dia menyelesaikan kuliah master di luar
negeri. Selain sekolah, Bujang juga belajar menjadi tukang pukul. Kopong yang
mengajarinya. Dia juga mencarikan guru untuk Bujang agar dapat melatih
kemampuan beladirinya.
Bujang tumbuh menjadi pemuda yang
pintar dan kuat fisiknya. Ia pun menjadi tukang pukul nomor satu di keluarga
Tong. Dia menyelesaikan banyak masalah tingkat tinggi. Namun, masalah demi
masalah muncul, hingga tiba saatnya Sang Pengkhianat keluar dan memicu
peperangan. Konfik dalam Novel ini pun muncul ketika salah satu orang terdekat
menjadi pengkhianat dalam Keluarga tersebut. Alur maju,mundur yang disajikan membuat
pembaca seakan menebak-nebak setiap kejadian yang akan terjadi. Penulis menggunakan
bahasa yang sangat sederhana , sehingga
tidak membuat pembaca bertanya-tanya pada setiap kalimatnya.
Membaca Novel ini seakan mengajak
kita melakukan setiap hal nya dengan detail. Seperti ketika penulis
mengambarkan trik menembak dengan
benar. Jujur saja, hal tersebut membuat saya
bertanya-tanya ,” apakah Tere Liye seorang penembak jitu?”. Kemampuan kalimat
yang dibuat untuk mendeskripsikanya begitu detail.
Disamping menawarkan nilai kehidupan, novel ini juga
bisa menambah pengetahuan kita, baik itu
tentang shadow economy, lukisan mahal, bahkan beberapa nama senjata yang baru
saya dengar setelah membaca Novel ini .
Selain itu,
banyak pula Quote menarik yang bisa kita ambil. Misalnya salah satu Quote yang
saya ambil dari hal.339 “Tapi sungguh
jangan di lawan semua hari-hari menyakitkan itu,jangan pernah kau lawan. karena
kau pasti kalah. mau semuak apa pun kau dengan hari itu ,matahari akan tetap
terbit indah seperti yang kita lihat sekarang. Mau sejijik apapun kau dengan
hari-hari itu, matahari akan tetap memenuhi janjinya, terbit dan terbit lagi
tanpa peduli apa perasaanmu. Kau keliru sekali jika berusaha
melawanya,membencinya,itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Peluklah
semuanya,peluklah erat-erat. dekap seluruh kebencian itu. hanya itu cara agar
hatimu damai. semua pertanyaan, semua keraguan,semua kecemasan,semua kenangan
masa lalu, peluklah mereka. Tidak perlu disesali, tidak perlu membenci ,buat
apa? bukankah kita selalu bisa melihat hari yang indah meski dihari terburuk
sekalipun?”
Kalimat tersebut
membuat kita kembali berfikir. Pola fikir kita ,diubah yang selama ini ingin
menghadapi, melawan, atau bahkan membenci setiap hari yang buruk membuat kita ingin
melaluinya dengan damai.
Lalu dimana
letak Pulang di novel ini??.
Hal tersebut
dapat kita lihat ketika tokoh Bujang Pulang kembali ke Bukit Barisan ketika sang bapak dan Mamak telah Berpulang kepada
Yang Maha Kuasa.
“Mamak, Bujang pulang hari ini. Tidak
kepangkuanmu, tidak bisa lagi mencium Tanganmu, Anakmu pulang kesamping
pusaramu, bersimpuh penuh kerinduan.
Mamak, bujang pulang hari ini. Anak laki-lakimu
satu-satunya telah kembali. Ma’af kan aku yang tidak pernah menjengukmu selama
ini. Sungguh maafkan.
Mamak, bujang pulang hari ini. Terima kasih banyak
atas seluruh didikanmu, walau mamak harus menangis setiap kali melihat bapak
melecut punggungku dengan rotan. Terima kasih banyak atas nasihat dan pesanmu.”
Kelebihan lainnya
yang ditonjolkan dalam Novel ini adalah penggambaran tempat dan suasana yang
apik, seolah-olah membuat pembaca menonton setiap adengan yang dimainkan. Membaca
Novel ini membuat kita tak bosan. Terlebih lagi kemunculan dua tokoh perempuan
cantik yaitu yuki dan kiko. Diselinggi dengan tingkah lucu dan konyol dari kiko
, membuat pembaca sedikit tersenyum membayangkannya.
Namun, suatu
kelebihan tentu tak terlepas dari kekurangan bukan??. Sulit memang untuk
mencari kekurangan di tengah banyaknya kelebihan yang dimiliki. Namun, Salah satu
yang ingin saya kritik sedikit yaitu, mengenai beberapa jenis senjata tadi yang
sempat membuat saya tahu namanya seperti khanjar,trisula dan katana. Namun,
kurang tahu seperti apa bentuknya. Tentunya hal ini membuat saya harus googling
untuk dapat memahaminya. Tapi menurut saya, alangkah baiknya jika disertakan
sedikit catatan kaki yang berisi penjelasannya,sehingga sedikit lebih mudah
membuat pembaca membayangkan seperti apa bentuknya. Kalau menurut saya, Hanya itu
saja sih kekuranganya.
Penasaran dengan
kelanjutan kisahnya, buruan baca. Saya jamin kalian ngak bakalan nyesel deh
punya Novel Pulang ini Cover nya aja unik apalagi isinya. Jangan Pulang kalau
belum baca Novel Pulang Ya.
Sekian dan
Terima Kasih